"Berpancang Amanah Bersauh Marwah"

Jumat, 01 April 2016

Khairani Terancam Tak Bisa Ikut UN


tak bayar spp siswi smk muhammadiyah batam gagal un
Menunggak Uang SPP 2 Tahun

BATUAJI (HK) -  Khairani (18), siswi kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah, Batu aji terancam tak ikut Ujian Nasional (UN) Senin mendatang.

Penyebabnya, Khairani belum melunasi uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang menunggak selama dua tahun kepada pihak sekolah. Total yang harus dibayarkannya sekitar Rp4,8 juta, dengan hitungan 225 ribu per bulan. 

Khairani hanya bisa menahan malu dan pasrah ketika pihak sekolah mengumumkan kalau dirinya tak bisa mengikuti UN. 

" Memang uang sekolah saya sudah nunggak dari dulu," ujarnya saat ditemui dirumah kontrakannya Kapling Lama Blok D No 19, Sagulung, Jumat (1/4). 

Menurut dia, gara-gara belum membayar uang sekolah dirinya pun selalu hendak dikeluarkan dari kelas saat mengikuti ujian midle semester dan ujian akhir semester.

" Saya tak tahu lagi mau bilang apa. Waktu itu juga saya pernah di suruh keluar waktu ujian sementer, dan langsung disuruh keluar kelas," paparnya yang tinggal bersama neneknya itu.

Sebenarnya, kata dia, ada juga beberapa teman satu sekolah sama dengan dirinya belum membayar uang sekolah. Tapi kemungkinan mereka sudah membayarnya.

" Memang pihak sekolah menyatakan bisa mencicil sebagian, akan tetapi tunggu lunas dulu baru bisa ikut ujiannya," terang  siswi jurusan Teknik Informatika itu. 

Dia juga menjelaskan, sempat mendapat bantuan beasiswa dari dana Lembaga Ambil Zakat (LAZ) Kota Batam, akan saat dirinya dapat prestasi sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) 44, Dapur 12, Sagulung. Namun saat ini dia tak mendapatkan lagi bantuan itu.

Sejak duduk dibangku kelas X, pihak LAZ sering membayar biaya SPP-nya sebesar Rp 200 ribu per bulan. Dana tersebut langsung diberikan oleh pengurus LAZ ke pihak SMK. Akan tetapi, setelah memasuki tahun kedua, dana tersebut macet hingga akhirnya menumpuk selama 2 tahun. 

" Uang sekolah saya sempat dibayar langsung oleh LAZ tersebut sebesar Rp 200 ribu dan sisanya itu neneknya. Akan tetapi memasuki tahun kedua sudah tak ada lagi bantuan itu, makanya menumpuk dan tak ada uang untuk bayarnya," ujar dia senada sedih.

Saat ditemui di rumahnya, Khairani bersama neneknya Siti Aisyah (80). Siti mengatakan, setelah Siti tahu bahwa pihak LAZ tak membayar uang sekolah cucunya, Siti pun langsung mencoba menghubungi pengurus LAZ, namun tak kunjung juga mendapatkan jawaban pasti.

Siti juga mengatakan, dirinya tak mampu membayar uang sekolah cucunya, maka Siti pun langsung mendatangi kantor LAZ Batam Center, namun tidak ada 1 pun pengurus yang menangani permasalahan ini. 

" Saya pun bingung mau gimana bayar uang sekolah cucu saya ini. Saya tak punya duit lagi. Makan saja pas-pasan," ujar Siti berurai air mata. 

sumber : http://www.haluankepri.com/

0 komentar:

Posting Komentar